RSS

Laporan Pratikum Biologi Dasar Kebidanan tentang "Kalor"

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kalor merupakan energi yang ditransfer dari suatu benda  ke benda yang lain karena adanya perbeedaan temperature. Ketika dua buah benda yang mempunyai temperature yang berbeda diletakan saling bersentuhan, kalor akan mengalir seketika dari yang panas kedingin. Aliran kalor yang seketika itu selalu dalam arah yang cenderung menyamakan temperature. Jika kedua benda tersebut disentuhkan cukup lama sehingga temperature keduanya sama, keduanya dikatakan dalam keadaan ketimbangan termal, dan tidak ada lagi kalor yang mengalir di antarnya.
      Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang memiliki satuan kalor dalam proses pertukaran kalor, dimana pasti akan mengalami kalor yang hilang saat pertukaran kalor yang menggunakan media gelas dengan pelapis gabus dan tanpa pelapis gabus manakah yang lebih besar kalor yang hilang, karena itu percobaan ini dilakukan menggunakan utnuk dapat menentukan terjadinya kalor yang hilang.

1.2  Tujuan Percobaan
Agar mahasiswa dapat menemukan hubungan antara :
1. Debit aliran fluida dengan jari-jari pembuluh
2. Debit aliran fluida dengan tekanan fluida
3. Debit aliran fluida dengan viskositas fluida









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Dasar Teori
Hukum Poiseuille
D =  ( )  / 8Ƞ L
D = debit aliran = volume aliran/waktu
r   = Jari-jari pembuluh
(  -   )  =  selisih tekana fluida
Ƞ  = Viskositas ( kekentalan) fluida
L  =  panjang pembuluh
Satuan viskositas  = N s/ = Pa.s = pas
Viskositas air = 1 mili pas
Viskositas darah = 1 – 3  mili pas

    Dari Hukum Poiseuille terlihat adanya hubungan sebagai berikut.
1. Debit berbanding lurus dengan pangkat empat jari-jari pembuluh.
2. Debit berbanding lurus dengan selisih tekanan fluida
3. Debit berbanding terbalik dengan viskositas fluida
4. Debit berbanding terbalik dengan panjang pembuluh

Dalam konteks medis, huum ini dapat diterapkan untuk mengkaji hubungan antara debit aliran darah dengan jari-jari pembuluh darah, tekanan darah dan viskositas darah.
Jari-jari pembuluh dapat diubah-ubah dengan mengganti pembuluh dari berbagai ukuran. Selisih tekanan fluida merupakan selisih tekanan hidrostatis fluida pada posisi lubang pancuran dan pada posisi permukaan fluida dalam bejana berpancuran. Jika selisihmtinggi fluida pada kedua posisi itu adalah h, maka selisih tekanan hidrostatis, P = gh dimana adalah massa jenis fluida, g adalah percepatan gravitasi dan h adalah tinggi fluida. Viskositas fluida dapat diubah-ubah dengan mengganti konsentrasi larutan fluida. Untuk itu dalam percobaan ini, air akan ditambahkan sirup dengan berbagai konsentrasi.


BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1    Alat dan Bahan
1.                   Bejana berpancuran
2.    Pembuluh karet/plastik dengan beberapa ukuran jari-jari
3.    Gelas ukur
4.    Stopwatch
5.    Air
6.    Sirup

3.2    Prsedur Percobaan
1.      Debit sebagai fungsi jari-jari pembuluh
a.    Bejana berpancuran diisi air sampai hampir penuh. Kran pancuran masih tertutup. Ukur tinggi air dalam bejana.
b.    Pembuluh dengan ukuran jari-jari tertentu, dihubungkan kepancuran. Gelas ukur dipasang pada ujung pembuluh untuk menampung air yang keluar dari pembuluh.
c.    Tutup pancuran dibuka, bersamaan dengan stopwatch diaktifkan.
d.   Setelah selang waktu teertentu, (sebelum gelas ukur penuh), stopwatch dimatikan.
e.    Amati dan catat volume air yang tertampung dalam gelas ukur.
f.     Ulangi kegiatan  1) sampai dengan  5) di atas, dengan mengganti-ganti ukuran jari-jari pembuluh.
g.    Catat data yang diperoleh pada lembar data D = f(r)
2.  Debit sebagai fungsi tekanan fluida
Lakukan kegiatan seperti pada prosedur  A, dengan mengubah-ubah tinggi air dalam bejana berpancuran. Jari-jari pembuluh tetap ( pilih salah satu pembluh ).
Catat data yang diperoleh pada lembar data D = f(p)
3. Debit sebagai fungsi viskoitas fluida
Lakukan kegiatan seperti proedur A, dengan mengubah-ubah viskositas fluida. Jari-jari pembuluh tetap (pilih salah satu pembuluh). Tinggi  fluida juga tetap.
Catat data yang diperoleh pada  lembar data D = f(Ƞ).





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Percobaan
LEMBAR DATA
A. Data D = f(r)
Tinggi air, h =      cm
Panjang pembuluh, L =     cm
Viskositas air, Ƞ = 1 mpas
No.
r (cm)
V (cm³)
t (s)
D ( cm³/S)
1.
0, 25
1000
10,98
91,7
2.
0, 4
1000
6, 82
158, 22






      Perhitungan
      Diketahui


B.  Data D =f( P )
Jari-jari pembuluh, r    =      cm
Panjang Pembuluh, L  =      cm
Viskositas air, Ƞ  = 1 mpas
No.
h ( cm )
V (cm³)
t (s)
D (cm³/s)
1.
110, 2
1000
9, 54
143,
2.
109, 2
1000
6, 51
116, 78
3.
107, 5
1000
5, 86
88, 75

  

C. Data  D = f(Ƞ)
Jari-jari pembuluh, r  =     cm
Panjang Pembuluh, L  =    cm
Tinggi fluida, h  =     cm
No.
Konsentrasi (%)
V (cm³)
t (s)
D ( cm³/s )
1.
        %
1000
6, 53
100, 37
2.
       %
940  + 60
6, 12
128,16
3.
       %
1000
121,65
136,98


4.2. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang telah saya lakukan diketahui bahwa kalor yang hilang dari gelas dengan pelapis gabus hasilnya lebih besar dari pada tanpa pelapis gabus.
Sedangkan dari hasil yang saya peroleh tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa, gelas tanpa pelapis gabus lebih banyak melepaskan kalor dari pada gelas dengan pelapis gabus, karena gelas tanpa pelapis gabus  menggunakan system terbuka maka sebagian kalor diserap oleh lingkungan yang di anggap sebagai kalor yang hilang. Namun, pada kenyataannya gelas tanpa pelapis gabus lebih sedikit melepaskan kalor dari pada gelas dengan pelapis gabus.
      Hal ini terjadi bisa saja karena pada kalorimeter berlapis gabus pengaduknya juga ikut menyerap kalor sehingga dalam kalori meter kalor yang dilapisi gabus akan lebih banyak melepaskan kalor dari pada gelas yang tidak dilapisi dengan gabus. Dan kalor juga bersifat, ketika apabila suatu benda dipanaskan oleh benda lain maka kalor akan berpindah ke benda yang lebih panas, sehingga kalor pada air tentu akan berpindah ke bagian daerah yang dingin yaitu gabus karena awalnya gelas dengan pelapis gabus dalam keadaan dingin.

4.3. Cara Untuk Mengurangi Kalor yang Hilang
Kita bisa menggunakan Kalorimeter Aluminium adalah alat yang dirancang sehingga pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam dan luar dibuat mengkilap.
4.4. Contoh Alat Mengurangi Kalor yang Hilang
Saya mengambil contoh pada Termos , berfungsi sebagai untuk penyimpanan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap panas dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk mengahambat perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan cara kerja :
1.      Permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos.
2.      Dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi.
3.      Ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan uadara luar tidak terjadi.


           
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Seperti yang kita ketahui bahwa kalor juga merupakan beruapa suatu energi, dimana berdasar hukum kekekalan energi, energi dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dan dapat pula berubah bentuk, dari bentuk energy satu ke energy lain. Contoh kalor juga dapat :
1.      Mengubah suhu benda.
2.      Mengubah wujud zat.
Begitu pula pada percobaan yang saya lakukan  yang awal mulanya air yang dingin setelah dipanaskan menjadi panas, namun pada gelas dengan wadah terbuka kalor menhilangnya lebih sedikit dari pada kalor yang hilang pada sistem tertutup, ini menunjukkan adanya bahwa kalor berpindah atau diserap oleh perantara yang ada disekitarnya yaitu oleh dinding-dinding gabus pada gelas dengan dilapisi gabus sehingga kalor yang hilang lebih besar dari pada gelas tanpa pelapis gabus karena tidak adanya perantara kalor pada sistem terbuka. Ingat ! kalor dan suhu berbeda karena suhu sendiri adalah suatu pengkuran yang digunakan untuk menunjukan seberapa banyak energy panas yang ada pada suatu tempat, panas dapat diukur
5.2. Saran
Saya menyarankan agar saat memegang benda lebih berhati-hati karena ada beberapa  benda yang tidak terlihat menghantarkan kalor/panas tetapi sebenarnya bisa menngahantarkan panas. Contoh pada Handphone yang lama kelaman akan panas jika jika letakkan pada permukaan kulit atau digenggam terus-menerus.








0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 Embung Kebidanan. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates